top of page

Saudi Aramco Investasi US$7 Miliar di Kilang Minyak Petronas

  • rfinancindoberjangka
  • Feb 28, 2017
  • 4 min read

Arab Saudi menjadi investor tunggal terbesar dalam proyek ini | PT Rifan Financindo Berjangka Cabang Palembang


Perdana Menteri Malaysia, Najib Razak mengumumkan bahwa perusahaan migas nasional Arab Saudi, Saudi Aramco, akan investasi US$7 miliar dalam pembangunan kilang minyak Petronas.


Dilansir Channel News Asia, Selasa 28 Februari 2017, Najib membuat pengumuman ini pada hari kedua kunjungan Raja Salman dari Arab Saudi ke Kuala Lumpur. Kesepakatan kerja sama itu dijadwalkan akan ditandatangani pada Selasa sore. Aramco akan menjadi investor tunggal terbesar RAPID di Johor.


Investasi kilang tersebut, merupakan bagian dari proyek Refinery and Petrochemical Integrated Development (RAPID) senilai US$27 miliar di Pengerang, Johor.


Proyek RAPID diharapkan akan mulai beroperasi pada kuartal pertama 2019. Proyek ini akan mencangkup pembangunan kilang minyak kapasitas 300 ribu barel minyak per hari, dan pabrik petrokimia dengan kapasitas produksi 7,7 juta metrik ton.


Selain ke Malaysia, Raja Salman juga dijadwalkan akan melakukan kunjungan ke Indonesia, Jepang, dan China untuk meningkatkan kerja sama dan investasi.



Seperti diketahui pada kunjungan ke Malaysia, Raja Salman, yang ditemani Pangeran Mohammed bin Salman dan direksi Saudi Aramco, berniat menawarkan investor Asia membeli lima persen saham Saudi Aramco dalam mekanisme initial public offering pada 2018 mendatang.


Najib mengatakan, hubungan kerja sama ekonomi Malaysia dan Arab Saudi berada pada tingkat tertinggi sepanjang masa. Dia juga meminta, agar investasi tersebut tidak dipolitisasi.


"Ketika kami pergi ke China, kami dituduh menjual kedaulatan kami. Saya penasaran, apa yang akan mereka katakan sekarang bahwa Arab Saudi telah berinvestasi di Malaysia. Apakah mereka akan mengatakan kami menjual kedaulatan negara kepada Arab Saudi?" kata Najib.


Hasil Kunjungan Raja Salman di Malaysia: Investasi Rp 91 T ke Petronas | PT Rifan Financindo Berjangka Cabang Palembang


Perdana Menteri Malaysia Najib Razak mengumumkan, perusahaan minyak asal Arab Saudi, Saudi Aramco akan menginvestasikan 7 miliar dolar AS atau Rp 91 triliun (kurs Rp 13.000/dolar AS) ke proyek kilang minyak dan petrokimia di negara bagian selatan Malaysia, Johor.


"Ini merupakan investasi yang signifikan dan lebih rinci akan diumumkan besok (hari ini)," kata Najib dalam jumpa pers singkat setelah menjamu makan siang Raja Salman beserta rombongannya dikutip dari Reuters, Selasa (28/2).


Najib mengatakan, keputusan itu dibuat sebelum tengah hari pada hari Senin (27/2), setelah diskusi antara pimpinan puncak dari Saudi Aramco dan BUMN energi Malaysia, Petronas. Arab Saudi akan menginvestasikan dana sebesar 7 miliar dolar AS ke proyek yang kilang minyak yang dikelola Petronas yang nilainya mencapai 27 miliar dolar AS atau setara Rp 351 triliun. Proyek tersebut dinamakan proyek pengembangan kilang dan petrokimia terpadu atau Refinery and Petrochemical Integrated Development (RAPID).


"Saya hanya ingin mengkonfirmasi bahwa kesepakatan telah tercapai dan Raja Salman yakin bahwa kesepakatan itu akan ditandatangani besok (hari ini)," kata Najib.


Aramco juga akan menyediakan setidaknya 50 persen minyak mentah yang akan diolah di kilang RAPID dengan tujuan untuk meningkatkan pasokan.


Para pimpinan Petronas dan Saudi Aramco dijadwalkan akan menandatangani perjanjian kerja sama tersebut hari ini. Sebuah sumber menyebutkan, Aramco akan mengakuisisi sebagian kepemilikan di RAPID melalui pembelian saham.


Subramanya Bettadapura, Analis Minyak dan Gas dari Frost & Sullivan yang berbasis di Kuala Lumpur menyebutkan, kerja sama ini untuk semakin mempererat hubungan para pemimpin Malaysia dengan Arab Saudi.

Proyek kilang tersebut terletak di Pangeran, Johor, Malaysia dan diharapkan mulai beroperasi pada kuartal pertama 2019. Kilang tersebut akan menghasilkan minyak 300.000 barel per hari dengan kapasitas produksi 7,7 juta metrik ton.


"Konfirmasi Investasi ini akan membantu proyek RAPID ke tahap commissioning. Ini niat baik dari raja Saudi sendiri untuk berinvestasi dan untuk menjaga hubungan baik dengan Malaysia, meningkatkan hubungan bilateral," kata Subramanya.


Malaysia menjadi negara pemberhentian pertama dari beberapa kunjungan negara Raja Salman. Raja Salman juga dijadwalkan untuk mengunjungi Indonesia, Brunei, Jepang, China, Maladewa dan Yordania.

"Kunjungan ini untuk bertemu dengan para pemimpin negara-negara untuk membahas hubungan bilateral dan isu-isu regional dan internasional yang menjadi perhatian bersama," demikian isi pernyataan dari pihak kerajaan dilaporkan media pemerintah Arab Saudi.


Selain kesepakatan kerja sama antara Petronas dan Saudi Aramco yang akan ditandatangani hari ini, Malaysia dan Arab Saudi juga menandatangani empat kesepakatan lainnya yang berhubungan dengan perdagangan bilateral, sumber daya manusia, kerja sama ilmiah dan pendidikan dan perjanjian saling tukar informasi antar kedua negara.


Perusahaan minyak Arab Saudi tanam modal US$7 miliar di Malaysia | PT Rifan Financindo Berjangka Cabang Palembang


Perdana Menteri Malaysia, Najib Razak, mengatakan perusahaan minyak Arab Saudi akan menanam modal US$7 miliar atau sekitar Rp93 triliun untuk fasilitas pengilangan minyak dan petrokimia.


Pengumuman ini merupakan penegasan setelah sempat beredar kabar bahwa Aramco akan mundur dari kemitraan di Proyek Pembangunan Terpadu Pengilangan dan Petrokimia (RAPID).


Kesepakatan antara Aramco dengan perusahaan minyak nasional Malaysia, Petronas, diumumkan saat kunjungan Raja Arab Saudi, Salman bin Abdul Aziz, ke Malaysia.


"Besok akan ada upacara penandatanganan kerja sama antara Petronas dan Aramco untuk membangung pengilangan minyak di Pengerang, Johor, berdasarkan Proyek RAPID. Nilai ivestasi Aramco US$7 miliar. Ini merupakan investasi penting," jelas PM Razak, Senin (27/02).


Para pimpinan eksekutif Petronas dan Aramco akan menandatangani kesepkatan proyek besar ini pada Selasa (28/02).


Selain tercapainya kesepakatan antara Petronas-Aramco ini, pemerintah Malaysia dan Arab Saudi juga menandatangani empat kesepakatan lain menyangkut perdagangan bilateral, sumber daya, kerja sama ilmu dan pendudukan, serta pertukaran informasih antara kantor berita resmi pemerintah di kedua negara.

Proyek RAPID yang terletak di Pengerang, negara bagian Johor, direncanakan akan mulai beroperasi pada kuartal pertama 2019, dengan pengilangan berkapasitas 300.000 barel per hari dan produksi petrokimia sebesar 7,7 juta metrik ton.


Sebuah sumber di Kerajaan Arab Saudi saat itu mengatakan transfer dana dimaksudkan untuk membantu Najib Razak dalam pemilu 2013.


Dari Malaysia, Raja Salman akan berkunjung ke Indonesia untuk bertemu dengan Presiden Joko Widodo dan berlibur ke Pulau Bali.


PM Najib Razak memiliki hubungan yang baik dengan keluarga Kerajaan Arab Saudi.


Tahun lalu dia dinyatakan bersih dari tuduhan korupsi setelah jaksa memutuskan pembayaran US$600 juta (sekitar Rp8 triliun) ke rekening pribadi Najib Razak merupakan hadiah dari Kerajaan Arab Saudi.



Comments


bottom of page